China

Chinchona Officinalis

Nama latin : Chinchona officinalis

Nama lain : China, kulit peruvian, kayu kulit cinchona, kulit kayu Jesuit, kulit kayu china, kulit kayu calisaya, kulit kayu loxa, kulit kayu merah, cinchona kuning

Asal : Pegunungan Andes, merupakan tanaman asli hutan tropis Amerika Selatan, tetapi sekarang tumbuh di Asia Tenggara, India, Srilanka dan Afrika Timur

 Sejarah 

    Pada abad ke-17 kulit kayu Chinchona Officinalis di perkenalkan di Eropa oleh Jesuit yang menemukan obat ini di Amerika Selatan. Jesuit menggunakan quinine, ekstrak dari kulit kayu peruvian, sebagai obat untuk malaria, kemudian diadopsi secara luas di Eropa sebagai obat untuk demam. Kulit kayu ini mempunyai sejarah yang penting dalam homeopati. Pada tahun 1790 Hahnemann menguji quinine pada dirinnya sendiri, dan memperlihatkan bahwa obat ini menyebabkan gejala yang sama dengan malaria.

Persiapan Obat

Kulit kayu direndam dalam alkohol selama kurang lebih 5 hari sebelum disaring, ditambah air kemudian di kocok.

Gejala Utama 

  • Kelelahan yang sangat setelah kehilangan cairan
  • Daya khayalnya hebat
  • Menginginkan alkohol dan makanan yang manis atau pedas


Penggnaan pada Penyakit Umum/Ringan

  • China digunakan untuk kelemahan ekstrim karena kehilangan cairan penting, seperti pendarahan atau diare
  • Obat ini juga pentin untuk demam yang disertai keringat berlebihan seperti dalam sakit malaria.

Gejala dan Penggunaan

    Remedi ini berguna untuk orang yang menderita neuralgia (nyeri saraf) dan anemia akibat penyakit malaria, yang sering menimbulkan perdarahan. Penderita tersebut semakin lama semakin kurus dan lemah (kaheksia).

    Kelemahan akibat pengeluaran cairan yang melelahkan, kehilangan cairan vital, disertai dengan nyeri saraf adalah keadaan-keadaan yang membutuhkan obat ini. Timbul nyeri seperti tersayat, terkoyak. Pasien menjadi sangat sensitif terhadap sentuhan, gerakan dan udara dingin, hingga sering menggigil.

    Pasien China mudah berdarah, perdarahan dari berbagai lubang di tubuh, dari hidung, tenggorok, rahim. Disusul dengan keluhan-keluhan akibat perdarahan tersebut, yaitu cenderung terjadi peradangan dan kongesti. Peradangan yang terjadi ini umumnya cepat berkembang dan cukup hebat, dapat segera menjadi gangren (jaringan mati yang membusuk). Edema, (pembengkakan karena penumpukan cairan di jaringan) merupakan gejala yang khas pada pasien China. Edema ini timbul setelah perdarahan. Pada keadaan anemi setelah kehilangan darah, timbul gejala edema anasarka (bengkak akibat cairan terkumpul di jaringan bawah kulit dan rongga badan yang terjadi di seluruh tubuh) 

    Periodisitas adalah yang jelas terlihat. Yaitu nyeri berulang pada waktu yang sama setiap hari. Demam kambuh secara teratur setiap beberapa hari sekali seperti pada malaria. Nyeri kolik (nyeri melilit yang hilang timbul) yang selalu kambuh setiap malam sekitar jam 12. Perdarahan hidung yang kambuh secara teratur pada saat tertentu. Diare setiap malam. Perburukan gejala yang timbul diwaktu malam dan setiap usai makan, merupakan bagian sifat periodik ini.

     Sensitif terhadap aliran angin, udara dingin. Jarang diindikasikan pada tahap-tahap awal penyakit akut. Gout (peradangan sendi akibat endapan asam urat) kronis. Nyeri pasca operasi, yang perbaikannya lama.



Sumber :  Materia Medica of Homephatic Remedies, James Tyler Kent; Organon Kedokteran; Ensiklopedia Homeopati, Andrew Lokcie; Pocket Manual dari Homeophaty Materia Medica, William Boericke; Homeopati, Seperti Menyembuhkan Seperti oleh Hazrat Mirza Tahir Ahmad.